5 Wisata Religi Kepulauan Riau yang Indah dan Megah



Provinsi Kepulauan Riau merupakan daerah pemekaran dari Provinsi Riau. Provinsi ini terdiri dari gugusan pulau-pulau yang dipisahkan oleh lautan di Selat Malaka. Terdapat 4 kabupaten dan 2 kota di Provinsi ini. Antara lain Kota Tanjung Pinang,  Kota Batam, Kabupaten Bintan,Kabupaten Karimun, Kabupaten Natuna, Kabupaten Kepulauan Anambas, dan Kabupaten Lingga.


Provinsi ini berbatasan dengan Vietnam dan Kamboja di sebelah utara, Malaysia dan Provinsi Kalimantan Barat di sebelah Timur, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Jambi di sebelah Selatan. Di sebelah barat berbatasan dengan Singapura, Malaysia dan Provinsi Riau. 

Provinsi ini terletak pada jalur lalu lintas transportasi laut dan udara internasional yang strategis dan terpadat serta pada bibir pasar dunia yang memiliki peluang pasar yang cukup besar.

Provinsi ini banyak dikunjungi oleh para wisatawan domestik maupun manca negara. Hal ini disebabkan letak Kepulauan Riau yang strategis diantara 4 negara yakni Vietnam, Kamboja, Malaysia dan Indonesia. 

Beberapa tempat yang ada di Kepulauan Riau dikunjungi sebagai tujuan wisata religi antara lain:

Masjid Raya Pulau Penyengat

Bila berkunjung ke Kota Tanjung Pinang, terdapat sebuah objek wisata religi yang terkenal yakni Masjid Raya Sultan Riau, yang berada  di sebuah pulau kecil bernama Pulau Penyengat.  Pulau kecil ini berjarak kurang lebih 6 km dari kota Tanjung Pinang, ibukota dari Provinsi Kepulauan Riau dan berjarak lebih kurang 35 km dari Pulau Batam.


Luas Pulau Penyengat hanya sekitar 240 hektar, dan merupakan salah satu obyek wisata andalan di Kepulauan Riau. Salah satu objek wisata religinya adalah masjid yang dibangun pada masa Engku Putri Raja Hamidah ini. Beliau adalah istri Sultan Mahmudsyah, penguasa Riau. Pada awalnya, Masjid Raya Sultan Riau ini hanya berlantai batu bata dengan menara yang tingginya kurang dari 6 meter. Kemuadian masjid ini direnovasi dan diperluas oleh Yang Dipertuan Muda Raja Abdurrahman. 

Masjid ini dibangun secara gotong royong oleh masyarakat hingga ke kawasan Riau Lingga untuk membantu bahan bangunan dan makanan. Bahkan konon kabarnya warna tembok bangunan Masjid Raya Sultan Riau tersebut dibuat memakai kuning telur. Hebatnya lagi, Masjid Raya Sultan Riau ini ditetapkan sebagai masjid pertama yang memakai kubah pada atapnya. 

Masjid Raya Sultan Riau ini memiliki luas 54 m× 32 m, dengan luas bangunan 29 m ×19 m, ketebalan dindingnya mencapai 50 cm, yang menjadikan Masjid Raya Sultan Riau ini sangat kokoh dan menjadi satu-satunya peninggalan Kerajaan Riau Lingga yang tersisa. Masjid yang didominasi dengan warna kuning yang sangat mencolok dapat langsung terlihat dari dermaga Panjang dan Pelabuhan Sri Bintan Pura di Kota Tanjung Pinang. 

Masjid Raya Sultan Riau  memiliki tiga belas kubah dan empat menara masjid berujung runcing setinggi hampir 19 meter. Jika jumlah kubah dan menara dijumlahkan, maka 17 adalah penunjuk bilangan rakaat shalat dalam satu hari.  

Di pintu masuk Masjid Raya Sultan Riau ini, terdapat Al Quran yang ditulis oleh Abdurrahman pada tahun 1867 M, dikisahkan Beliau ini adalah putra Riau yang belajar di Istambul Turki dan Al Quran tersebut ditulis olehnya ketika mengajar agama Islam di Pulau Penyengat, Riau. 

Selain masjid terdapat juga makam raja-raja, yakni makam Raja Ja'afar dan kantor Raja Ali Marhum yang berada di tengah-tengah Pulau Penyengat dan tak lupa mengunjungi balai adat khas melayu.  Di Balai ini terdapat makanan khas Pulau Penyengat, yakni otak-otak dan Kerang Gong gong sejenis makanan olahan dari siput laut, yang siap untuk dinikmati.

Bagaimana menuju Lokasi?

Untuk mencapai lokasi Masjid Raya di Pulau Penyengat melalui Pelabuhan Sri Bintan Pura, Kota Tanjung Pinang dengan menggunakan perahu bot atau lebih dikenal bot(tulisannya bot atau boat?) pompong dan waktu yang dibutuhkan cukup singkat, hanya sekitar 15 menit saja, dengan  biaya Rp. 10.000,- per orang.

Fasilitas Lainnya

Terdapat penganan khas Pulau penyengat yakni otak-otak dan Kerang Gonggong. Jika ingin bermalam, tersedia hotel dengan berbagai tarif di Kota Pangkal Pinang.

Masjid Raya Batam

Masjid Raya Batam merupakan salah satu ikon kesuksesan pembangunan di Kota Batam. Masjid megah yang berdiri diatas lahan 75.000 m2 ini merupakan tempat warga Batam serta para wisatawan untuk menikmati wisata religi. Masjid Raya Batam mulai dibangun pada tahun 1999, tujuan pembanguanan masjid Raya Batam adalah sebagai tempat meningkatkan kualitas mental spiritual warga Batam. Seperti yang diketahui bahwa pesatnya pembangunan di Kota Batam sering kali menindas segi pembangunan mental spiritual masyarakat. Oleh karena itu Masjid ini diharapkan mampu menjadi oase yang menyejukkan hiruk pikuk Kota Batam.

Keistimewaan masjid Raya Batam terletak pada arsitektur bangunannya yang berbeda dengan bangunan masjid pada umumnya. Masjid ini mempunyai bidang seperti balok bujur sangkar dan limas sama sisi teriris menjadi tiga bagian. Filosofi bangunan masjid ini adalah bentuk balok merupakan simbol keteguhan, kekokohan umat islam, sedangkan bentuk atap limas adalah simbol keseimbangan.

Beberapa bagian masjid ini mempunyai fungsi berbeda, antara lain:

Plaza Shalat, terdapat di halaman utama masjid yang merupakan perluasan ruangan shalat utama apabila jamaah berlebih. Plaza shalat ini terdiri dari 2 bagian yakni atas dan bawah. Memungkinkan pengunjung dari luar kota beristirahat sejenak sebelum shalat.

Selasar tertutup merupakan pembatas antara ruang shalat utama dengan plaza shalat.

Plaza Kurban
Kolam air mancur
Menara dengan ketinggian 66 m

Bagaimana menuju Lokasi?

Masjid Raya Batam terletak di Jalan Engku Putri, Batam Centre. Untuk menuju Kota Batam dapat ditempuh melalui jalur udara,  yaitu Bandara Internasional Sultan Nadim. Atau melalui jalur laut dengan pelabuhan ferri yang bertaraf internasional.

Fasilitas Akomodasi

Di sekitar masjid Raya Batam banyak terdapat penginapan dan hotel, restoran, pusat perbelanjaan, dan lain-lain.

Masjid Sultan Riau di Pulau Penyengat

Masjid Sultan Riau didirikan pada 1832 M atas prakarsa Raja Abdurrahman, Yang Dipertuan Muda Riau VII. Di dalam masjid ini tersimpan apik kitab-kitab kuno, kitab Al Quran yang ditulis dengan tangan, dan buku-buku koleksi perpustakaan Raja Yang Dipertuan Muda Riau X.

Bangunan masjid berukuran 18 m x 19 m sedangkan luas keseluruhan lahan adalah 55 m x 33 m. Pintu masuk  ke dalam kompleks masjid ini melalui pintu gerbang utama, di dalam kompleks terdapat bangunan yang terpisah-pisah sesuai dengan fungsinya. Terdapat bangunan kembar atau biasa disebut sotoh yakni tempat bermusyawarah. 

Bangunan utama masjid bergaya arsitektur India yang sangat mencolok. Bagian kubah masjid berbentuk bawang, yang keseluruhanya berjumlah 13 buah. Masjid ini memiliki 4 buah menara dengan gaya arsitektur seperti kebanyakan bangunan masjid di Turki. Perbedaanya terletak pada menara masjid Sultan Riau yang tidak tinggi dan ramping seperti di Turki. 

Lokasi

Masjid ini berada di Pulau Penyengat,  Tanjung Pinang Barat. Pulau penyengat adalah pulau kecil yang berukuran 2 x 1 km dengan jarak tempuh 15 menit dengan perahu motor dari??. 

Makam Raja Ali Haji

Makam Raja Ali Haji masih berada di Pulau Penyengat, Pangkal Pinang. Menurut sejarah Pulau Penyengat adalah mas kawin dari Sultan Mahmud Marhum Besar, Sultan Riau-Lingga putra dari Raja Ali Haji kepada isterinya Engku Putri Raja Hamidah. Raja Ali Haji adalah salah satu pujangga besar, yang mendedikasikan karya-karyanya di bidang sejarah, agama,dan seni. 

Karya beliau yang melegenda hingga saat ini adalah Gurindam Dua Belas yang diterbitkan dalam bahasa Belanda pada tahun 1854 M. Beliau juga dikenal sebagai peletak dasar Bahasa Melayu melalu Kitab Pengetahuan Bahasa (1885/1886) yakni buku yang menjadi standar bahasa Melayu. Saat ini Ali Haji  diangkat menjadi salah satu Pahlawan Nasional oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono.

Makam Raja Ali Haji terletak di kaki bukit kecil yang disekelilingnya ditumbuhi pohon-pohon rindang. Terdapat sebuah bangunan yang berfungsi sebagai tempat peristirahatan para peziarah. Tempat itu berupa kubah mini, bermihrab.

Bagaimana menuju Lokasi?

Lokasi  makam terletak di Pulau Penyengat, Tanjung Pinang, Pulau Bintan.  Dari Kota Batam dapat ditempuh dengan menggunakan perhu pompong atau ferri menuju Pulau Penyengat, sekitar 1,5 jam.

Fasilitas lainnya?

Disekitar  makam terdapat mushollah, warung makan, toilet, dan penginapan. 

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "5 Wisata Religi Kepulauan Riau yang Indah dan Megah"

Post a Comment

Cie-cie yang sudah berkunjung tapi tidak berkomentar... kenalan yuk. Biasanya kalau tamu selalu meningalkan jejak. Silahkan berkomentar yang sopan ya..